Jumat, 18 April 2014

Cerpen JKT48 - Tetap Mencintaimu


Tetap Mencintaimu

Inspiration By : Devi Kinal Putri


Selalu teringat dibenakku 

kejadian dua minggu yang lalu. 

Teringat akan senyuman tulus gadis 

itu juga kedua mata indahnya yang 

kugambarkan mirip dengan bulan 

terang di malam hari. Saat nyaris 

saja sebuah mobil menabrak gadis 

itu, dengan sigapnya aku menolong 

gadis yang tidak kuketahui namanya 

itu bak seorang pahlawan. Kejadian 

itu benar-benar membuatku gelisah 

sekarang. Ditambah pancaran sinar 

dari wajah cantik gadis itu yang 

membuatku tambah tak karuan. 

Bahkan hingga saat ini, aku masih 

saja terus gelisah memikirkan gadis 

cantik itu. Hingga saat ini, saat 

sesuatu yang tidak terduga datang 

lagi kepadaku.. 

Kupotret bangunan-bangunan 

di Kota Tua sore itu, semua orang 

yang lewat, para pedangang yang 

menanti pembeli datang. Hingga 

sesuatu yang tidak terduga itu 

terjadi. Diantara banyak orang- 

orang lewat sambil tertawa ria, aku 

melihat sosok wajah yang familiar. 

Ya, gadis itu. Gadis yang kutolong 

dua minggu lalu. Dia juga sedang asik 

mengabadikan kejadian-kejadian 

menarik di Kota Tua sore itu. 

Kemudian terukir sebuah senyuman 

dibibirku, dan aku pun berlari 

menghampiri gadis itu. 

"Hey!" sapaku. Gadis itu 

menoleh sambil tersenyum indah 

dengan tampang agak sedikit bingung 

dan ragu. 

"Dua minggu lalu, kita 

ketemu saat kamu mau ketabrak 

mobil. Udah inget sama aku?" 

tanyaku menjawab tanda tanya 

dipikiran gadis itu. Gadis itu 

kemudian tertawa sambil 

menganggukkan kepalanya. 

"So, kamu seneng photograph 

juga, nal?" tanyaku setelah kami 

berkenalan dan aku tau nama gadis 

itu adalah kinal. 

"Iya. Dari SMA aku udah 

suka photograph. Seneng aja gitu 

bisa ngabadiin hal-hal menarik yang 

kadang nggak kita sadarin" 

jawabnya sambil tersenyum lembut 

ditambah sebuah lesung pipi di pipi 

kanannya. 

Aku mengangguk. "Emm, kapan- 

kapan boleh kali hunting bareng. 

Hehe" ucapku basa-basi. 

"Oh, boleh-boleh! 

Secepatnya deh direncanain 

tempatnya, soalnya baru-baru ini 

aku juga ada rencana mau hunting 

gitu deh" jawabnya bersemangat. 

"Oke deh, pasti diusahain 

cepet cari tempat huntingnya, nal" 

sahutku sambil mengedipkan satu 

mata kearahnya. kinal tertawa 

kemudian dia memotret seorang ibu 

yang sedang menggandeng kedua 

anak kembarnya. 

"Mau es krim?" tanyaku 

lagi. kinal mengangguk. 

*** 

Semakin lama, semakin dekat 

aku dengan kinal. Takdir memang 

tidak kemana, pertemuanku dengan 

kinal benar-benar takdir yang indah. 

Apalagi setelah kita berdua hunting 

bersama di sebuah wisata air terjun 

di Jawa Tengah, kita berdua menjadi 

semakin akrab lagi. Kita berdua 

sudah saling berbuka cerita satu 

sama lain. Berbagi inspirasi, cerita, 

pengalaman, trik-trik memotret 

yang baik dan lainnya. Sampai 

kuketahui ternyata kedua orangtua 

kinal telah lama meninggal dan 

sekarang dia tinggal bersama 

tantenya dengan hidup yang 

sederhana. Kenang-kenangan dari 

kedua orangtuanya hanya sebuah 

kamera yang sekarang selalu berada 

disisinya juga keinginan 

orangtuanya yang selalu ada 

dipikiran kinal. Mereka ingin sekali 

kinal menjadi photografer handal, 

terkenal dan bisa melanjutkan studi 

di Paris. 

" Mereka mau banget aku 

bisa ke Paris, menjadi seorang 

mahasiswi dan seorang photografer 

yang handal, Nara. Jika suatu saat 

aku bisa memamerkan hasil foto- 

fotoku di Paris, mereka pasti akan 

bangga banget punya anak kayak 

aku. Makanya itu, sampe sakarang, 

aku terus berlatih jadi photografer 

yang handal supaya bisa dapet 

beasiswa ke Paris dari kampusku. I 

ever fail, but I always try it again 

and again ", jelas kinal saat 

berbicara tentang keinginan 

orangtuanya 

Dari situ aku mengerti, 

bahwa kinal adalah seorang 

perempuan yang pantang menyerah 

demi keinginan orang yang 

disayanginya. 

Lima bulan telah berlalu 

dengan begitu cepat. Kedekatanku 

dengan kinal semakin menjadi. 

Kehandalan kinal dalam memotret 

suatu objek juga semakin mantap. 

Aku optimis, jika dia bisa 

mendapatkan beasiswa itu. Dengan 

berjalannya waktu dan kedekatan 

ini, timbul perasaan sayangku 

padanya yang lebih mendalam dari 

sebelum-sebelumnya. Aku semakin 

ingin menjaga kinal sepenuh hatiku. 

Aku ingin sekali melindunginya dari 

apapun. Aku ingin selalu ada 

disampingnya selalu. Menemani 

harinya. Tapi, aku masih belum 

berani mengungkapkan perasaan 

sayang ini padanya. Mungkin aku 

memang cowok pengecut yang takut 

ditolak cintanya dengan kinal jika 

aku mengungkapkan isi hatiku yang 

sebenarnya. Tapi, aku memang 

benar-benar takut. Sampai saat ini 

kinal tidak pernah memperhatikanku 

sampai sedetail mungkin. Dia hanya 

memerhatikanku sebagai temannya, 

menurutku. Sampai malam itu, saat 

aku mengajaknya ke Puncak, malam 

yang sangat istimewa bagiku.. 

"Nara, kamu nggak mau 

ngomong sesuatu sama aku?" tanya 

Kinal tiba-tiba. 

seketika aku bingung 

menatap Kinal. Tapi Kinal membalas 

tatapan bingung itu dengan 

senyuman dan sebuah lesung pipi 

khasnya. 

"Emm, berbulan-bulan kita 

dekat, apa kamu nggak ngerasa 

sesuatu yang berubah dari hati 

kamu?" tanya Kinal lagi sambil 

memandang licik kearahku. 

Aku hanya menaikkan satu 

alisku keatas, bingung. 

"Oke, bukannya aku 

kepedean sih, but I think.. you like 

me", ucapan singkat yang keluar dari 

mulut Kinal itu telah membuat 

sekujur tubuhku gemetaran. 

Aku rasa darahku berhenti 

mengalir. Kemudian aku menarik 

nafas dalam-dalam dan membuangnya 

secara perlahan hingga tiga kali, 

baru kemudian kujawab ucapan Kinal 

tadi. "No I'm not. I don't like you, 

but I love you, Kinal" jawabku 

kemudian. 

Kinal terlihat kaget 

sejenak, dan kemudian dia 

tersenyum indah sekali padaku. "Dari 

pertama insiden itu terjadi, aku 

udah tertarik sama kamu. Tadinya 

aku berpikir mustahil akan bertemu 

kamu lagi tapi ternyata takdir 

berkata lain. Kita berdua 

dipertemukan kembali di sebuah 

tempat indah dan saat suasana 

romantis tercipta. Sampai akhirnya 

kita semakin dekat dan semakin lama 

perasaan sayang itu terbentuk di 

hatiku untuk kamu, Kinal" ucapku. 

Tiba-tiba Kinal memelukku dengan 

erat, aku merasa bahuku basah. 

Kinal menangis. "I love you 

too, Nara" ucapnya disela-sela isak 

tangisnya. Senyumku berkembang 

sambil membalas pelukan Kinal. 

Malam itu dirumah Kinal 

sangat ramai. Bertahun-tahun Kinal 

menginginkan dan akhirnya hari itu 

juga dia telah mendapatkannya. 

Malam itu juga genap hubungan kami 

yang setahun. "Thanks for Allah 

SWT, yang telah memberikan kasih 

sayangnya padaku, thanks for my 

friends, my belove's aunt and thanks 

for my beloved, yang telah hadir 

disini. Aku mendapatkan beasiswa ini 

nggak luput dari peranan dan support 

dari kalian semua. Bertahun-tahun 

aku mengejarnya, ternyata 

pengejaran itu berakhir disini. 

Ditahun ke-6 kedua orangtuaku 

meninggal. Setelah nanti aku berada 

di paris, aku nggak akan pernah 

mengecewakan kalian semua 

terutama Tante Mira dan keluarga 

yang telah ngerawat aku setelah 

kepergian kedua orangtuaku. Aku 

benar-benar berterima kasih atas 

apa yang telah kalian lakukan 

padaku" ucap Kinal panjang lebar 

dihari kebahagiaannya malam itu. 

Pelukan dan ciuman hangat 

serta tangis haru beradu menjadi 

satu dimalam bahagia itu. Aku yakin, 

kedua orangtua Kinal juga pasti 

merasakan kebahagiaan di Surga 

sana. 

Setelah lama berbincang, 

kemudian Kinal pamit permisi sambil 

mengajakku keluar rumah. Kinal 

memelukku kemudian mencium pipiku. 

Dikeluarkannya tiket pesawat 

keberangkatan menuju Paris besok 

dari dalam saku bajunya. 

"See it, Honey" ucapnya 

sambil tersenyum padaku. "Happy 

anniversary one year, Nara" 

ucapnya lagi sambil meneteskan air 

mata. 

"Kenapa?" tanyaku sambil 

menghapus air matanya. 

"Walau nanti kita nggak 

ketemu, kita berbeda tempat, 

berbeda pijakan bumi dan hamparan 

langit, kita akan tetap saling 

mencintai kan? Kamu nggak akan 

ninggalin aku kan? Hati kita akan 

terus bersatu kan?" tanya Kinal 

semakin terisak. 

Aku tersenyum, "aku cinta 

sama kamu selama-lamanya, Kinal. 

Aku akan terus dan akan tetap 

mencintaimu sampai nanti kita akan 

kembali pada Tuhan. 

"Only dead is over our". "I 

wish, We can meet again and stay at 

the romantic place in this world, 

French. Paris. And at the heaven if 

we die" ucap Kinal sambil terus 

menangis. 

"Kita pasti akan bertemu di 

kota romastis sedunia ini, Paris dan 

di Surga jika kita mati nanti" 

sahutku mengikuti ucapan Kinal. 

Aku memeluk Kinal dan 

menciumi keningnya. Walau berat 

melepasnya, tapi aku rela demi 

kebahagiaannya... mungkin... 

Acara di rumah Kinal selesai 

sekitar pukul 01.00. semua teman- 

temannya sudah pulang dan aku pun 

pamit pulang pada Kinal dan keluarga 

Tantenya. Saat setengah 

perjalanan, tiba-tiba handphoneku 

bergetar. Kupinggirkan mobil di bahu 

jalan yang lumayan sepi itu. 

"Iya, Tante, ada ap..?" 

ucapanku terputus. Bulu kudukku 

berdiri, aku merasa jantungku akan 

berhenti saat itu juga. Apa ini? apa 

yang baru kudengar ini?! 

handphoneku terjatuh. Aku 

memandang kosong kearah jalanan 

yang sepi. Semua badanku kaku dan 

gemetaran. Ini pasti mimpi! Just 

dream! Just shit dream!!. Suara 

Tante Mira masih bisa kudengar 

saking sepinya jalanan itu. 

" Hallooo?! Nara?! 

Kamu dengar kan? Kinal kecelakaan! 

Kamu harus cepat ke rumah sakit! ". 

We can meet again and stay 

at the romantic place in this world, 

French. Paris. And at the heaven if 

we die ". Teringat ucapan Kinal yang 

masih terdengar jelas ditelingaku. 

Ternyata pelabuhan terakhir 

memanglah Surga bukan kota 

romantis sedunia seperti Paris. Kelu 

lidah ini melihat gadis bergaun putih, 

bersarung tangan putih dengan 

tataan rambut yang indah dan wajah 

yang cantik tertidur pulas disebuah 

peti yang berbalut kain putih dengan 

banyak bunga di dalamnya. Kota 

Paris, hanyalah sebuah kota megah 

yang hanya dapat dia impikan tanpa 

bisa diraihnya. 

Setelah kamu pergi, Kinal 

berlari mengejar mobilmu dan 

meneriaki namamu, Nara. Hingga 

tanpa aba-aba, terdengar decitan 

rem yang sangat nyaring dari sebuah 

mobil sedan. Dan tanpa bisa 

dihentikan lagi, badan logam mobil 

itu telah beradu dengan tulang yang 

berbalut daging milik Kinal hingga dia 

terpental jauh. Tante nggak kuat, 

Nara, kenapa Tante harus 

menyaksikan sendiri peristiwa itu? 

Menyaksikan sendiri keponakan yang 

sangat tante banggakan akhirnya 

harus merelakan semua impiannya 

sia-sia ", ucapan Tante Mira tadi 

membuat tangisku semakin menjadi. 

Semua teman 

menyemangatiku. " Yang kami 

temukan, sebuah tiket menuju Paris 

dan sebuah foto ini ", ucapan 

Inspektur polisi malam itu, membuat 

aku mengeluarkan foto yang terkena 

bercak darah dari dalam kantong 

plastik. Foto mesra kami berdua. 

Foto cantik Kinal dengan 

senyumannya yang selalu tulus dan 

kedua matanya yang indah. Sama 

persis ketika aku pertama kali 

melihatnya dulu. Tapi sekarang 

senyuman itu akan pudar selamanya 

dan kedua mata itu akan tertutup 

tidak akan pernah terbuka lagi. Maaf 

jika kali ini aku tidak bisa 

menolongmu, Kinal. Ku relakan 

engkau Kinal, walau berat bagiku 

melepasmu kembali ke Sisi Allah SWT. 

Aku disini TETAP MENCINTAIMU Kinal. 



END

Pengirim : 
Author By : Febri Hutomo 
Twitter Anda : @Febri_United 
Judul Cerpen Anda : Tetap Mencintaimu 
Inspiration By : Devi Kinal Putri 
Kategori Cerpen :Sedih 

1 komentar: